MAKALAH
HERPES
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa I.Kep
Dosen Pengampu: Chandra Bagus Ropyanto, S.Kp., M.Kes


Disusun oleh Kelompok 3 Kelas A.14.1:

Ana Yuliana                        22020114120065
Azkiya Ulki Fadhilla          22020114120067
Esti Aryani                          22020114120057
Innas Khanifah                   22020114120037
Lina Anggraeni                   22020114130126
Mareta Eka                         22020114120042
Rianti Putri Tsani                22020114130122
Yana Aprilina P.                 22020114130128


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015




BAB I
PENDAHULUAN


A.        LATAR BELAKANG

Herpes adalah masalah kulit yang infeksinya tidak diketahui dan tidak didiagnosis. Herpes disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). HSV dapat menyebabkan herpes oral (luka di daerah mulut dan muka) serta herpes kelamin (gejala serupa di daerah kelamin). Ada dua jenis virus herpes simpleks, virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) dan herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2). Kebanyakan kasus herpes mulut disebabkan oleh HSV-1 dan sebagian besar kasus herpes kelamin disebabkan oleh HSV-2. Namun, keduanya dapat terjadi di daerah kelamin atau daerah mulut. Kurang lebih 50-80% warga AS mempunyai herpes mulut, sampai 90% pada usia 50 tahun. Kebanyakan orang tertular oleh herpes mulut pada masa kanak-kanak, karena dicium oleh teman atau sanak saudara. Kurang lebih satu dari lima orang di AS mempunyai herpes kelamin. Namun, sampai 90% tidak sadar bahwa dirinya terinfeksi virus tersebut. Ada banyak alasan orang tidak mengetahui dirinya mempunyai herpes. Siapa pun yang aktif secara seksual dapat tertular herpes kelamin. Diperkirakan bahwa satu dari lima orang di AS memiliki herpes kelamin, namun sampai 90% tidak sadar bahwa mereka memilikinya. Hal ini terjadi karena gejala herpes sangat ringan sehingga banyak orang salah menafsirkan hal tersebut sebagai masalah lain atau pun tidak mengalami gejala suatu penyakit sama sekali. Untuk mengurangi resiko terkena herpes, maka penulis ingin memberikan informasi mengenai gambaran herpes.

B.       RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian, yaitu gambaran herpes

C.      TUJUAN

Untuk mengetahui gambaran herpes

D.      MANFAAT

1.         Bagi Ilmu Keperawatan
Sebagai sumbangan ilmiah dan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang gambaran herpes serta dapat digunakan sebagai bahan pustaka.
2.         Bagi Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan tentang gambaran herpes.
3.         Bagi Perawat
Pengetahuan yang bermanfaat bagi perawat untuk mengetahui herpes sehingga memudahkan perawat memberikan intervensi.
4.         Bagi Masyarakat
Pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat sehingga dapat mencegah herpes lebih dini.




BAB II
PEMBAHASAN
Herpes merupakan masalah kebanyakan infeksi tidak diketahui dan tidak didiagnosis serta menjadi masalah kulit yang umum dan biasanya ringan. Serangan penyakit herpes dapat terjadi sekaligus  pada beberapa area persarafan yang menyebabkan perluasan penyakit herpes ke bagian tubuh yang lain hingga ke kepala.
Tanda dan gejala yang tampak pada penyakit herpes adalah;
1.      Gejala akan timbul dalam beberapa hari setelah terinfeksi herpes kelamin, atau mungkin membutuhkan beberapa minggu, bulan bahkan tahun.
2.      Seseorang mengalami jangkitan yang berat dalam beberapa hari setelah terinfeksi dengan virus herpes
3.      Pada beberapa orang, jangkitan pertama dapat begitu ringan sehingga tidak diperhatikan.
4.       Pada penyakit herves kelamin suli
Penyakit herpes di golongkan menjadi dua macam yaitu Herpes zozter dan Herpes simlex (HSV) :
1. Penyakit Herpes zoster
Herpes zoster (shingles) merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus varicella zoster yaitu virus penyebab cacar air. Setelah serangan cacar air virus tersebut tetap tinggal di dalam sel saraf. Stres pada tubuh menyebabkan virus menjadi aktif dan menyebabkan serangan herpes. Biasanya berupa ruam yang nyeri atau gatal merupakan tanda awal adanya infeksi. Walaupun ruamnya telah hilang rasa sakitnya masih bisa berlanjut selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Biasanya orang awam menyebut jenis penyakit herpes zoster  ini sebagai cacar ular atau cacar api. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
·         Daya tahan tubuh yang menurun biasanya hal ini menyerang orang tua.
·         Akibat konsumsi obat imunosupresif
·         Akibat penyakit kanker
·         Akibat penyakit kanker darah atau leukemia dan M. Hodgkin
·         Akibat kemoterapi dan radioterapi
·         Akibat penyakit HIV/AIDS
Epidemiologi
·         Pnyebab : virus V-Z, kelompok virus herpes termasuk virus sedang berukuran 140-200 Ď€ dan berinti DNA.
·         Umur : biasanya pada dewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak.
·         Jenis kelamin : insidens pada pria dan wanita sama banyaknya.
·         Musim/iklim : tidak tergantung musim.
Tanda dan Gejala yang muncul dari penyakit herpes zoster adalah :
·         Selalu muncul lesi, biasanya penderita akan mengalami demam, pusing, lemas, serta nyeri pada otot dan juga tulang, terasa gatal, pegal , dan bisa juga terasa nyeri pleura dan juga paru paru
·         Kemudian akan muncul benjolan benjolan kecil atau vesikel pada kulit yang ditandai dengan warna merah, hitam, scar, dan bisa berdarah, nyeri, rasa panas seperti terbakar. Jika muncul pada kepala biasanya akan muncul pada kepala biasanya akan sangat sakit sekali. Dan jika terjadi pada punggung maka vesikel akan muncul pada bagian sisi tulang belakang.
Biasanya pada penyakit zoster ini maka akan meninggalkan PHN (Post Hepetic Neuralgia), yakni rasa nyeri yang berkepanjangan yang biasanya dirasakan pada orang yang usianya lebih dari 50 tahun. Hal ini dikarenakan myelin atau selubung saraf yang mengalami kerusakan karena proses peradangan yang lama. Oleh sebab itulah, mulailah mencegahnya. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga sistem imun tubuh untuk mencegah dan menghindari resiko kambuhnya penyakit herpes jenis ini. 
Perawatan
Perawatan dan penatalaksanaan herpes zoster dapat dilakukan dengan farmakologi atau non-farmakologi.

1.      Farmakologi
Perawatan terpenting untuk zoster akut adalah medikasi antivirus sesegera mungkin. Medikasi antivirus secara oral sebenarnya tidak memiliki efek samping. Perawatan farmakologi dapat dibagi atas topical dan sistemik. 

A. Topikal
·         Analgetik Topikal
a.       Kompres Kompres terbuka dengan solusio Burowi dan losio Calamin (Caladryl) dapat digunakan pada lesi akut untuk mengurangi nyeri dan pruritus. Kompres dengan solusio Burowi (aluminium asetat 5%) dilakukan 4-6 Universitas Sumatera Utara kali/hari selama 30-60 menit. Kompres dingin atau cold pack juga sering digunakan.
b.      Anti inflamasi non steroid (AINS) Berbagai AINS topical seperti bubuk aspirin dalam kloroform atau etileter, krimindometasin dan diklofenak banyak dipakai.
·         Anestesi Lokal
Pemberian anestetik local pada berbagai lokasi sepanjang jarassaraf yang terlibat dalam HZ telah banyak dilakukan untuk memperbaiki nyeri, misalnya infiltrasi local subkutan, blok saraf perifer, ruang paravertebral atau epidural, dan blok simpatis. Infiltrasi local subkutan umumnya menggunakan bupivakain 0,125-0,25% dan triamsinolon 0,2 % dengan volume yang digunakan dapat mencapai hingga 50 ml. Infiltrasi dilakukan didaerah yang paling nyeri, dan dapat diulang tiap 2-3 hari hingga nyeri hilang.

B. Sistemik
·         Agen antivirus
Agen antivirus terbukti menurunkan durasi lesi herpes zoster (HZ) dan keparahan nyeri herpes akut ,terlebih bila diberikan sebelum 72 jam awitan lesi. Dari 3 antiviral oral yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk terapi HZ, famsiklovir dan valasiklovir hidroklorida lebih efektif daripada asiklovir.
Antivirus famsiklovir 3 x 500 mg atau valasiklovir 3 x 1000 mg atau asiklovir 5 x 800 mg diberikan sebelum 72 jam awitan lesis elama 7 hari. Antivirus lain, sorivudin, secara in vitro memperlihatkan aktivitas 1000 kali lipat dibandingkan asiklovir. Diberikan dengan dosis 40 mg/hari selama 7-10 hari. Sorivudin lebih efektif dibandingkan asiklovir dalam menghambat timbulnya lesi baru, tetapi tidak lebih efektif dalam memperbaiki nyeri herpes akut.
·         Analgetik
Pasien dengan nyeri herpes akut ringan menunjukkan respons yang baik dengan AINS (asetosal, piroksikam, ibuprofen, diklofenak) atauanalgetik non opioid (asetaminofen, tramadol, asam mefenamik). 

2.      Non-Farmakologi
Perawatan non farmakologi juga sangat penting. Pendidikan pasien dan dukungan penting dalam penatalaksanaan Herpes zoster. Hal tersebut meliputi penjelasan atas jalannya penyakit, rencana pengobatan, dan perlu memperhatikan aturan dosis antivirus. Tidak adanya pengetahuan pasien dan ketakutan pasien tentang Herpes zoster harus diperhatikan dan pasien harus diberitahu tentang resiko menular terhadap orang yang belum pernah cacar air. Instruksikan pasien agar tetap menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan resiko infeksi bakteri, melaporkan setiap perubahan suhu badan, dan menggunakan  pembalut steril basah untuk mengurangi ketidaknyamanan. Topikal antibiotik dan pembalut adesif dapat  menunda penyembuhan ruam dan harus  dihindari.

2. Penyakit herpes simplex virus (HSV)
Adalah suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritemosa, dapat satu atau beberapa kelompok terutama pada atau dekat sambungan muko-kutan. Virus herpes simplek (HSV) merupakan suatu penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lender, dan system saraf (Sylvia A. Price).
Penyakit HSV digolongkan menjadi dua macam yaitu :
·         HSV-1 yang bisa biasanya menginfeksi bibir dan menyebabkan luka di bibir ( cold sore ) bisa juga menyebabkan herpes genital.
·         HSV-2 adalah penyebab herpes kelamin tetapi bisa menginfeksi bibir. HSV tinggal seumur hidup didalam sel saraf yang terinfeksi dan bisa menimbulkan gejalan herpes kambuhan. HSV ini bersifat sangat menular menular melalui kontak kulit atau saliva. Periode yang paling menular adalah saat  munculnya lepuhan cold sore.

Penyebab dan epidemiologi
Penyebab : herpes virus hominis (HVH) dengan diameter 150Ď€, merupakan virus DNA.
Umur : dapat menyerang semua umur
Jenis kelamin : frekuensi sama pada pria dan wanita
Keturunan : virus herpes dapat menyerang janin in utero
Lingkungan : makin rendah status ekonomi, makin banyak jumlah karier.
Faktor pencetus : menstruasi, emosional, trauma, sanggama.

Etiologi
VHS ( Virus Herpes Simpleks ) tipe I dan II merupakan virus DNA. Pembagian tipe I dan tipe II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur, antigenic marker, dan lokasi klinis ( tempat predileksi ). (DjuandaAdhi, 2010 ).

Transmisi virus herpes pada manusia
Virus
transmisi
Portal of entry
Target set awal
HSV 1
Kontak langsung
Mukosa, kulit
Epitel
HSV 2
Kontak langsung
Mukosa, kulit
Epitel
VZV
Inhalasi, kontak langsung
Sal,nafas,mukosa
Epitel
CMV
Saliva, darah, urin
Aliran darah, mukosa
Neutrofil, monosit
EBV
Semen
Mukosa, aliran darah
Limfosit B, kelenjar ludah
Keterangan :    HSV 1             : Herpes simplexs virus 1
                        HSV 2             : Herpes simplex virus 2
                        VZV                : Varicella zoster virus
                        CMV               : Cytomegalovirus
                        EBV                : Epstein-Barr Virus

Tanda dan Gejala Penyakit Herpes Simpleks
Perjalanan peyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: awitan penyakit didahului perasaan gatal, rasa terbakar dan eritema selama beberapa menit sampai beberapa jam, kadang-kadang timbul nyeri saraf. Pada infeksi primer gelaja-gejala lebih berat dan lebih lama bila dibandingkan dengan infeksi rekuren, yaitu berupa malaise, demam dan nyeri otot.
Manifestasi klinis
·         Tipe I        : di daerah pinggang keatas, terutama daerah mulut dan hidung
·         Tipe II      : di daerah pinggang ke bawah terutama di daerah genital
·         Infeksi primer berlangsung 3 minggu
·         Menular melalui kontak kulit
·         Demam, malaise, anoreksia
·         Pembengkakan kelenja rgetah bening regional
·         Trauma fisik ( demam, infeksi, kurang tidur, berhubungan seksual )
·         Trauma psikis ( gangguan emosional, menstruasi)
·         Berlangsung 7-10 hari
·         Rasa panas, gatal, dannyeri
·         Dapat timbul pada tempat yang sama
Masalah yang sering muncul
·         Hipertermia
·         Nyeri akut inflamasi jaringan
·         Resiko mata kering
·         Kerusakan integritas kulit
·         Resiko infeksi berdasarkan pemajanan melalui kontak (kontak langsung, tidak langsung, kontak droplet)
·         Ansietas
Discharge Planning
·         Jalani pola hidup yang sehat dan higienis
·         Jaga agar lesi tetap lembab, tidak kering
·         Berikan kompres es atau hangat pada lepuhan-lepuhan yang timbul untuk mengurangi rasa nyeri
·         Hindari penularan melalui ciuman, penggunaan handuk atau pisau cukur bersama
·         Hindari memencet atau memecahkan lepuhan karena dapat menyebabkan infeks isekunder
·         Jangan menggosok atau menyentuh mata sehabis menyentuh lepuhan karena dapat menyebabkan penyebaran virus kekornea yang mengakibatkan kebutaan
·         Cucilah tangan setiap kali sesudah menyentuh herpes

Perawatan untuk penyakit Herpes Simplexs :
1.      Perawatan secara  umum :
a.       Hilangkan kelembaban dari kulit dengan penutupan dan menghindari friksi.
b.      Jaga agar terhindar dari cidera termal akibat penggunaan kompres hangat dengan suhuter lalu tinggi & akibat cedera panas yg tidak terasa (bantalan pemanas, radiator).
c.       Selama faseakut, pasien dianjurkan tidak keluar rumah, karena dapat menularkan kepada orang lain yang belum pernah terinfeksi vari seladan orang dengandefisiensiimun.
d.      Usahakan agar vesikel tidak pecah, missalnya jangan digaruk dan pakai  baju yang longgar. Untuk mencegah infeksi sekunder jaga kebersihan badan.
2.      Pengobatan Khusus
A. Sistemik
A.1. Obat Antivirus
Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir dan famsiklovir. Asiklovir bekerja sebagai inhibitor DNA polimerase pada virus. Asiklovir dapat diberikan peroral ataupun intravena. Asiklovir Sebaiknya pada 3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis asiklovir peroral yang dianjurkan adalah 5×800 mg/hari selama 7 hari, sedangkan melalui intravena biasanya hanya digunakan pada pasien yang imunokompromise atau penderita yang tidak bisa minum obat. Obat lain yang dapat digunakan sebagai terapi herpes zoster adalah valasiklovir. Valasiklovir diberikan 3×1000 mg/hari selama 7 hari, karena konsentrasi dalam plasma tinggi. Selain itu famsiklovir juga dapat dipakai. Famsiklovir juga bekerja sebagai inhibitor DNA polimerase. Famsiklovir diberikan 3×200 mg/hari selama 7 hari.
A.2. Analgetik
Untuk nyeri yang timbul pada pasien diberikan asam mefenamat 3x500 mg sebagai analgesik. Pasien kemudian dianjurkan untuk kontrol selama 7 hari kemudian kepada dokter, untuk melihat perbaikan pada pasien. Prognosis herpes zoster tanpa adanya komplikasi biasanya sangat baik (McCrary, 2009).
A.3. Kortikosteroid
Indikasi pemberian kortikostreroid ialah untuk Sindrom Ramsay Hunt. Pemberian harus sedini mungkin untuk mencegah terjadinya paralisis. Yang biasa diberikan ialah prednison dengan dosis 3×20 mg/hari, setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Dengan dosis prednison setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan obat antivirus.

3.      Pengobatan topical
Pengobatan topikal bergantung pada stadiumnya. Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan kompres terbuka. Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salap antibiotik.





3.      Herpes genitalis
Adalah infeksi akut pada genitalia dengan gambaran khas berupa vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren.

Penyebab dan epidemologi
Penyebab : umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 9herpes virus hominis tipe 2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1.
Umur : dewasa muda/masa seksual aktif
Jenis kelamin : insidens yang sama pada pria dan wanita.
Faktor yang mempengaruhi rekurensi penyakit atau trigger factor, antara lain: menstruasi, koitus, gangguan pencernaan, stres emosi, kecapaian, dan obat-obatan.

Tanda dan Gejala penyakit Herpes Genitalis
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitui seperti malaise, demam, dan nyeri otot. Masa inkubasi sukar ditentukan biasanya berkisar atara 2-12 hari. 

Infeksi Awal Herpes Kelamin/Penyebaran herpes ke saraf
Setelah terinfeksi virus herpes kelamin, virus herpes tidak memberi dampak apa-apa di dalam tubuh, tetapi dapat memberi berbagai rangsangan seperti stres, menstruasi, penggunaan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh dan kerusakan kulit dari panas, matahari atau bahan kimia. Seberapa sering virus herpes tersebut aktif akan bervariasi dari satu orang ke yang berikutnya.
Virus lolos respon kekebalan tubuh biasanya oleh serat saraf penetrasi. Sebagai sistem kekebalan tubuh yang bergerak dalam untuk mengendalikan infeksi, virus herpes kelamin menyembunyikan dirinya sendiri di dalam sel saraf dan cangkokan jauh dari tempat kejadian dengan menumpang pada sistem saraf transportasi khusus yang digunakan untuk memindahkan material dari satu ujung ke ujung.
Dengan cara ini virus herpes dibawa ke tubuh sel saraf dalam pembengkakan disebut ganglion yang terletak dekat dengan sumsum tulang belakang. Ketika mencapai tubuh sel, DNA virus akan ditambahkan bersama DNA sel saraf sendiri dalam nukleus. Pada tahap selanjutnya virus herpes kelamin mereproduksi dirinya sendiri menggunakan DNA virus yang tersembunyi dalam sel saraf. Partikel-partikel virus baru dirakit kemudian dikirimkan kembali ke serat saraf ke daerah kulit kemudian bertambah terus menerus (misalnya di sekitar bibir). Pada saat itu, virus-virus baru ini dapat menular pada orang lain. Kemudian, mereka melakukan perjalanan kembali melalui saraf ke ganglion (massa jaringan saraf), biasanya di dasar tulang belakang, dan tertidur untuk sementara waktu.

Asuhan Keperawatan HERPES Secara Umum

a.       Pengkajian
1)      Kondisi luka, vesikel, bula/krusta
2)      Kaji faktor pencetus
3)      Kaji sistem sensori terkait
4)      Kaji adanya nyeri, fatigue, demam
5)      Kaji riwayat keluarga,awitan kejadian penyakit
6)      Kaji sistem terkait, psikososial

b.      Diagnosa Keperawatan
1)      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi kulit, krusta, vesikel
2)      Hipertemi berhubungan dengan peningkatan set poin hipotalamus
3)      Nyeri berhubungan dengan infeksi pada sel neuron nyeri dalam ganglia
4)      Fatigue berhubungan dengan Penurunan sumber energi
5)      Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan turun nafsu makan

c.       Intervensi
1)     Observasi kulit setiap hari catat turgor sirkulasi dan sensori serta perubahan lainnya yang terjadi
2)     Jaga kebersihan lokal area infeksi
3)     Anjurkan klien hindari trauma/ faktor pencetus
4)     Anjurkan tirah baring
5)     Jaga vesikel agar tidak pecah
6)     Untuk herpes zoster oftalmik harus dirawat di RS untuk memonitor kelainan mata
7)     Kolaborasi Pemberian obat dan perawatan kompres vesikel yang pecah





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
          Penyakit herpes digolongonkan menjadi 2 yaitu Penyakit Herpes zoster (shingles) merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus varicella zoster yaitu virus penyebab cacar air. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu : Daya tahan tubuh yang menurun biasanya hal ini menyerang orang tua, akibat konsumsi obat imunosupresif, akibat penyakit kanker, akibat penyakit kanker darah atau leukemia dan M. Hodgkin, akibat kemoterapi dan radioterapi, akibat penyakit HIV/AIDS. Kemudia ada herpes Simpleks Penyakit HSV digolongkan menjadi dua macam yaitu : HSV-1 yang bisa biasanya menginfeksi bibir dan menyebabkan luka di bibir ( cold sore ) bisa juga menyebabkan herpes genital. HSV-2 adalah penyebab herpes kelamin tetapi bisa menginfeksi bibir
SARAN
Penulis berharap siapapun yang membaca gambaran herpes ini dapat mengetahui informasi tentang herpes dan sebaiknya mengenai herpes sejak dini agar tidak terjadi hal yang diinginkan atau herpes yang parah.








Lampiran Gambar

       
Herpes pada wajah
Herpes pada punggung
Herpes pada muka



Herpes pada tangan
Herpes pada bibir dan kelamin
          


           


Daftar Pustaka

Smeitzer, Suzanne C.2001. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner & Suddarth. EGC: Jakarta
Priharjo, Robert. 1996. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Prof. Dr. R. S. Siregar. 1996. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC
Nurarif A, Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Penerbit Mediaction