MAKALAH
HERPES
Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa I.Kep
Dosen Pengampu:
Chandra Bagus Ropyanto, S.Kp., M.Kes
Disusun oleh
Kelompok 3 Kelas A.14.1:
Ana Yuliana 22020114120065
Azkiya Ulki Fadhilla 22020114120067
Esti Aryani 22020114120057
Innas Khanifah 22020114120037
Lina Anggraeni 22020114130126
Mareta Eka 22020114120042
Rianti Putri Tsani 22020114130122
Yana Aprilina P. 22020114130128
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Herpes adalah
masalah kulit yang infeksinya tidak diketahui dan tidak didiagnosis. Herpes
disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). HSV dapat menyebabkan herpes oral
(luka di daerah mulut dan muka) serta herpes kelamin (gejala serupa di daerah
kelamin). Ada dua jenis virus herpes simpleks, virus herpes simpleks tipe 1
(HSV-1) dan herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2). Kebanyakan kasus herpes mulut
disebabkan oleh HSV-1 dan sebagian besar kasus herpes kelamin disebabkan oleh
HSV-2. Namun, keduanya dapat terjadi di daerah kelamin atau daerah mulut.
Kurang lebih 50-80% warga AS mempunyai herpes mulut, sampai 90% pada usia 50
tahun. Kebanyakan orang tertular oleh herpes mulut pada masa kanak-kanak,
karena dicium oleh teman atau sanak saudara. Kurang lebih satu dari lima orang
di AS mempunyai herpes kelamin. Namun, sampai 90% tidak sadar bahwa dirinya
terinfeksi virus tersebut. Ada banyak alasan orang tidak mengetahui dirinya
mempunyai herpes. Siapa pun yang aktif secara seksual dapat tertular herpes
kelamin. Diperkirakan bahwa satu dari lima orang di AS memiliki herpes kelamin,
namun sampai 90% tidak sadar bahwa mereka memilikinya. Hal ini terjadi karena
gejala herpes sangat ringan sehingga banyak orang salah menafsirkan hal tersebut
sebagai masalah lain atau pun tidak mengalami gejala suatu penyakit sama
sekali. Untuk mengurangi resiko terkena herpes, maka penulis ingin memberikan
informasi mengenai gambaran herpes.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian,
yaitu gambaran herpes
C. TUJUAN
Untuk mengetahui gambaran herpes
D. MANFAAT
1.
Bagi Ilmu Keperawatan
Sebagai
sumbangan ilmiah dan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
tentang gambaran herpes serta dapat digunakan sebagai bahan pustaka.
2.
Bagi Peneliti
Menambah
wawasan pengetahuan tentang gambaran herpes.
3.
Bagi Perawat
Pengetahuan
yang bermanfaat bagi perawat untuk mengetahui herpes sehingga memudahkan
perawat memberikan intervensi.
4.
Bagi Masyarakat
Pengetahuan
yang bermanfaat bagi masyarakat sehingga dapat mencegah herpes lebih dini.
BAB
II
PEMBAHASAN
Herpes merupakan
masalah kebanyakan infeksi tidak diketahui dan tidak didiagnosis serta menjadi
masalah kulit yang umum dan biasanya ringan. Serangan penyakit herpes dapat terjadi sekaligus
pada beberapa area persarafan yang menyebabkan perluasan penyakit herpes ke bagian tubuh
yang lain hingga ke kepala.
Tanda
dan gejala yang tampak pada penyakit herpes adalah;
1. Gejala
akan timbul dalam beberapa hari setelah terinfeksi herpes kelamin, atau mungkin
membutuhkan beberapa minggu, bulan bahkan tahun.
2. Seseorang
mengalami jangkitan yang berat dalam beberapa hari setelah terinfeksi dengan
virus herpes
3. Pada
beberapa orang, jangkitan pertama dapat begitu ringan sehingga tidak
diperhatikan.
4. Pada penyakit herves kelamin suli
Penyakit
herpes di golongkan menjadi dua macam yaitu Herpes zozter dan Herpes simlex
(HSV) :
1. Penyakit Herpes zoster
Herpes zoster (shingles) merupakan
infeksi yang disebabkan oleh virus varicella zoster yaitu virus penyebab cacar
air. Setelah serangan cacar air virus tersebut tetap tinggal di dalam sel
saraf. Stres pada tubuh menyebabkan virus menjadi aktif dan menyebabkan
serangan herpes. Biasanya berupa ruam yang nyeri atau gatal merupakan tanda awal
adanya infeksi. Walaupun ruamnya telah hilang rasa sakitnya masih bisa
berlanjut selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Biasanya orang awam
menyebut jenis penyakit herpes zoster
ini sebagai cacar ular atau cacar api. Penyakit ini disebabkan oleh
beberapa hal yaitu:
·
Daya tahan tubuh yang menurun biasanya
hal ini menyerang orang tua.
·
Akibat konsumsi obat imunosupresif
·
Akibat penyakit kanker
·
Akibat penyakit kanker darah atau
leukemia dan M. Hodgkin
·
Akibat kemoterapi dan radioterapi
·
Akibat penyakit HIV/AIDS
Epidemiologi
·
Pnyebab
: virus V-Z, kelompok virus herpes termasuk virus sedang berukuran 140-200 π
dan berinti DNA.
·
Umur
: biasanya pada dewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak.
·
Jenis
kelamin : insidens pada pria dan wanita sama banyaknya.
·
Musim/iklim
: tidak tergantung musim.
Tanda
dan Gejala yang muncul dari penyakit herpes zoster adalah :
·
Selalu muncul lesi, biasanya penderita
akan mengalami demam, pusing, lemas, serta nyeri pada otot dan juga tulang,
terasa gatal, pegal , dan bisa juga terasa nyeri pleura dan juga paru paru
·
Kemudian akan muncul benjolan benjolan
kecil atau vesikel pada kulit yang ditandai dengan warna merah, hitam, scar,
dan bisa berdarah, nyeri, rasa panas seperti terbakar. Jika muncul pada kepala
biasanya akan muncul pada kepala biasanya akan sangat sakit sekali. Dan jika
terjadi pada punggung maka vesikel akan muncul pada bagian sisi tulang
belakang.
Biasanya
pada penyakit zoster ini maka akan meninggalkan PHN (Post Hepetic Neuralgia),
yakni rasa nyeri yang berkepanjangan yang biasanya dirasakan pada orang yang
usianya lebih dari 50 tahun. Hal ini dikarenakan myelin atau selubung saraf
yang mengalami kerusakan karena proses peradangan yang lama. Oleh sebab itulah,
mulailah mencegahnya. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga sistem
imun tubuh untuk mencegah dan menghindari resiko kambuhnya penyakit herpes
jenis ini.
Perawatan
Perawatan
dan penatalaksanaan herpes zoster dapat dilakukan dengan farmakologi atau non-farmakologi.
1.
Farmakologi
Perawatan terpenting untuk
zoster akut adalah medikasi antivirus sesegera mungkin. Medikasi antivirus secara oral
sebenarnya tidak memiliki efek samping. Perawatan farmakologi dapat dibagi atas topical dan sistemik.
A. Topikal
·
Analgetik Topikal
a. Kompres Kompres terbuka dengan solusio Burowi dan losio Calamin
(Caladryl) dapat digunakan pada lesi akut untuk mengurangi nyeri dan pruritus. Kompres dengan solusio Burowi
(aluminium asetat 5%)
dilakukan 4-6 Universitas Sumatera Utara kali/hari selama 30-60 menit. Kompres dingin atau
cold pack juga sering digunakan.
b. Anti inflamasi non steroid (AINS) Berbagai AINS topical
seperti bubuk aspirin dalam kloroform atau etileter, krimindometasin dan diklofenak banyak dipakai.
·
Anestesi Lokal
Pemberian anestetik local pada berbagai lokasi sepanjang jarassaraf
yang terlibat dalam HZ telah banyak dilakukan untuk memperbaiki nyeri, misalnya infiltrasi local subkutan, blok saraf perifer,
ruang paravertebral atau epidural, dan blok simpatis. Infiltrasi local subkutan umumnya menggunakan bupivakain 0,125-0,25% dan triamsinolon 0,2 % dengan volume yang
digunakan dapat mencapai hingga
50 ml. Infiltrasi dilakukan didaerah yang paling nyeri, dan dapat diulang tiap 2-3 hari hingga nyeri hilang.
B. Sistemik
·
Agen antivirus
Agen antivirus terbukti menurunkan durasi lesi herpes zoster (HZ) dan keparahan nyeri
herpes akut ,terlebih bila diberikan sebelum
72 jam awitan lesi. Dari 3
antiviral oral yang disetujui oleh
Food and Drug Administration (FDA) untuk terapi
HZ, famsiklovir dan valasiklovir hidroklorida lebih efektif daripada asiklovir.
Antivirus famsiklovir 3 x 500 mg atau valasiklovir 3 x 1000 mg atau asiklovir 5 x 800 mg diberikan sebelum 72 jam awitan lesis elama
7 hari. Antivirus lain, sorivudin, secara in vitro memperlihatkan aktivitas 1000 kali lipat dibandingkan asiklovir. Diberikan dengan dosis
40 mg/hari selama 7-10
hari. Sorivudin lebih efektif dibandingkan asiklovir dalam menghambat timbulnya lesi baru,
tetapi tidak lebih efektif dalam memperbaiki nyeri herpes akut.
·
Analgetik
Pasien dengan nyeri herpes akut ringan menunjukkan respons yang baik dengan AINS (asetosal, piroksikam,
ibuprofen, diklofenak) atauanalgetik non opioid (asetaminofen, tramadol, asam mefenamik).
2.
Non-Farmakologi
Perawatan non
farmakologi juga sangat penting.
Pendidikan pasien dan dukungan penting dalam penatalaksanaan Herpes zoster. Hal
tersebut meliputi penjelasan atas jalannya penyakit, rencana pengobatan, dan perlu memperhatikan aturan dosis
antivirus. Tidak adanya pengetahuan pasien dan ketakutan pasien tentang Herpes zoster harus diperhatikan dan pasien harus diberitahu tentang resiko menular terhadap
orang yang belum pernah cacar air. Instruksikan pasien agar tetap menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan resiko infeksi bakteri, melaporkan setiap perubahan suhu badan,
dan menggunakan pembalut steril basah untuk mengurangi ketidaknyamanan. Topikal antibiotik dan pembalut adesif dapat menunda penyembuhan ruam dan harus dihindari.
2. Penyakit herpes simplex virus (HSV)
Adalah suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas
daerah yang eritemosa, dapat satu atau beberapa kelompok terutama pada atau
dekat sambungan muko-kutan. Virus herpes simplek (HSV)
merupakan suatu penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit,
selaput lender, dan system saraf (Sylvia A. Price).
Penyakit
HSV digolongkan menjadi dua macam yaitu :
·
HSV-1 yang bisa biasanya menginfeksi
bibir dan menyebabkan luka di bibir ( cold sore ) bisa juga menyebabkan herpes
genital.
·
HSV-2 adalah penyebab herpes kelamin tetapi
bisa menginfeksi bibir. HSV tinggal seumur hidup didalam sel saraf yang
terinfeksi dan bisa menimbulkan gejalan herpes kambuhan. HSV ini bersifat
sangat menular menular melalui kontak kulit atau saliva. Periode yang paling
menular adalah saat munculnya lepuhan
cold sore.
Penyebab dan epidemiologi
Penyebab : herpes virus hominis (HVH) dengan diameter
150Ď€, merupakan virus DNA.
Umur : dapat menyerang semua umur
Jenis kelamin : frekuensi sama pada pria dan wanita
Keturunan : virus herpes dapat menyerang janin in utero
Lingkungan : makin rendah status ekonomi, makin banyak
jumlah karier.
Faktor pencetus : menstruasi, emosional, trauma,
sanggama.
Etiologi
VHS
( Virus Herpes Simpleks ) tipe I dan II merupakan virus DNA. Pembagian tipe I dan tipe
II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur, antigenic marker, dan lokasi klinis ( tempat predileksi
). (DjuandaAdhi, 2010 ).
Transmisi virus herpes pada manusia
Virus
|
transmisi
|
Portal
of entry
|
Target
set awal
|
HSV 1
|
Kontak langsung
|
Mukosa, kulit
|
Epitel
|
HSV 2
|
Kontak langsung
|
Mukosa, kulit
|
Epitel
|
VZV
|
Inhalasi, kontak langsung
|
Sal,nafas,mukosa
|
Epitel
|
CMV
|
Saliva, darah, urin
|
Aliran darah,
mukosa
|
Neutrofil, monosit
|
EBV
|
Semen
|
Mukosa, aliran darah
|
Limfosit B, kelenjar ludah
|
Keterangan
: HSV 1 : Herpes simplexs virus 1
HSV 2 : Herpes simplex virus 2
VZV :
Varicella zoster virus
CMV :
Cytomegalovirus
EBV :
Epstein-Barr Virus
Tanda dan Gejala
Penyakit Herpes
Simpleks
Perjalanan peyakit termasuk keluhan utama dan keluhan
tambahan: awitan penyakit didahului perasaan gatal, rasa terbakar dan eritema
selama beberapa menit sampai beberapa jam, kadang-kadang timbul nyeri saraf.
Pada infeksi primer gelaja-gejala lebih berat dan lebih lama bila dibandingkan dengan
infeksi rekuren, yaitu berupa malaise, demam dan nyeri otot.
Manifestasi klinis
·
Tipe I :
di daerah pinggang keatas, terutama daerah mulut dan hidung
·
Tipe II :
di daerah pinggang ke bawah terutama di daerah genital
·
Infeksi primer berlangsung 3 minggu
·
Menular melalui kontak kulit
·
Demam, malaise, anoreksia
·
Pembengkakan kelenja rgetah bening regional
·
Trauma fisik ( demam, infeksi, kurang tidur, berhubungan seksual )
·
Trauma psikis ( gangguan emosional, menstruasi)
·
Berlangsung 7-10 hari
·
Rasa panas, gatal, dannyeri
·
Dapat timbul pada tempat
yang sama
Masalah yang sering muncul
·
Hipertermia
·
Nyeri akut inflamasi jaringan
·
Resiko mata kering
·
Kerusakan integritas kulit
·
Resiko infeksi berdasarkan pemajanan melalui kontak (kontak langsung, tidak langsung, kontak droplet)
·
Ansietas
Discharge Planning
·
Jalani pola hidup yang sehat dan higienis
·
Jaga agar lesi tetap lembab,
tidak kering
·
Berikan kompres es atau hangat pada lepuhan-lepuhan yang timbul untuk mengurangi
rasa nyeri
·
Hindari penularan melalui ciuman,
penggunaan handuk atau pisau cukur bersama
·
Hindari memencet atau memecahkan lepuhan karena dapat menyebabkan infeks isekunder
·
Jangan menggosok atau menyentuh mata sehabis menyentuh lepuhan karena dapat menyebabkan penyebaran virus kekornea yang
mengakibatkan kebutaan
·
Cucilah tangan setiap kali sesudah menyentuh herpes
Perawatan untuk penyakit Herpes Simplexs
:
1.
Perawatan secara umum
:
a. Hilangkan kelembaban dari kulit dengan penutupan dan menghindari friksi.
b. Jaga agar terhindar dari cidera termal akibat penggunaan kompres hangat dengan suhuter lalu tinggi & akibat cedera panas yg tidak terasa
(bantalan pemanas,
radiator).
c. Selama faseakut,
pasien dianjurkan tidak keluar rumah,
karena dapat menularkan kepada orang lain yang belum pernah terinfeksi vari seladan
orang dengandefisiensiimun.
d. Usahakan agar vesikel tidak pecah,
missalnya jangan digaruk dan pakai baju yang longgar. Untuk mencegah infeksi sekunder jaga kebersihan badan.
2.
Pengobatan Khusus
A. Sistemik
A.1. Obat
Antivirus
Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan
modifikasinya, misalnya valasiklovir dan famsiklovir. Asiklovir bekerja sebagai
inhibitor DNA polimerase pada virus. Asiklovir dapat diberikan peroral ataupun
intravena. Asiklovir Sebaiknya pada 3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis
asiklovir peroral yang dianjurkan adalah 5×800 mg/hari selama 7 hari, sedangkan
melalui intravena biasanya hanya digunakan pada pasien yang imunokompromise
atau penderita yang tidak bisa minum obat. Obat lain yang dapat digunakan sebagai
terapi herpes zoster adalah valasiklovir. Valasiklovir diberikan 3×1000 mg/hari
selama 7 hari, karena konsentrasi dalam plasma tinggi. Selain itu famsiklovir
juga dapat dipakai. Famsiklovir juga bekerja sebagai inhibitor DNA polimerase.
Famsiklovir diberikan 3×200 mg/hari selama 7 hari.
A.2.
Analgetik
Untuk
nyeri yang timbul pada pasien diberikan asam mefenamat 3x500 mg sebagai
analgesik. Pasien kemudian dianjurkan untuk kontrol selama 7 hari kemudian
kepada dokter, untuk melihat perbaikan pada pasien. Prognosis herpes zoster
tanpa adanya komplikasi biasanya sangat baik (McCrary, 2009).
A.3.
Kortikosteroid
Indikasi pemberian kortikostreroid ialah untuk Sindrom
Ramsay Hunt. Pemberian harus sedini mungkin untuk mencegah terjadinya
paralisis. Yang biasa diberikan ialah prednison dengan dosis 3×20 mg/hari,
setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Dengan dosis prednison
setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan obat
antivirus.
3.
Pengobatan topical
Pengobatan topikal bergantung pada stadiumnya. Jika
masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk mencegah
pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan
kompres terbuka. Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salap antibiotik.
3. Herpes
genitalis
Adalah infeksi akut pada genitalia dengan gambaran khas
berupa vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat
rekuren.
Penyebab dan epidemologi
Penyebab : umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus
tipe 2 9herpes virus hominis tipe 2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh
tipe 1.
Umur : dewasa muda/masa seksual aktif
Jenis kelamin : insidens yang sama pada pria dan wanita.
Faktor yang mempengaruhi rekurensi penyakit atau trigger factor, antara lain: menstruasi,
koitus, gangguan pencernaan, stres emosi, kecapaian, dan obat-obatan.
Tanda dan Gejala penyakit Herpes Genitalis
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan
tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan
vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi,
kadang-kadang disertai gejala konstitui seperti malaise, demam, dan nyeri otot.
Masa inkubasi sukar ditentukan biasanya berkisar atara 2-12 hari.
Infeksi Awal
Herpes Kelamin/Penyebaran herpes ke saraf
Setelah terinfeksi virus herpes kelamin, virus herpes tidak memberi dampak
apa-apa di dalam tubuh, tetapi dapat memberi berbagai rangsangan seperti stres,
menstruasi, penggunaan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh dan
kerusakan kulit dari panas, matahari atau bahan kimia. Seberapa sering virus
herpes tersebut aktif akan bervariasi dari satu orang ke yang berikutnya.
Virus lolos
respon kekebalan tubuh biasanya oleh serat saraf penetrasi. Sebagai sistem
kekebalan tubuh yang bergerak dalam untuk mengendalikan infeksi, virus herpes
kelamin menyembunyikan dirinya sendiri di dalam sel saraf dan cangkokan jauh
dari tempat kejadian dengan menumpang pada sistem saraf transportasi khusus
yang digunakan untuk memindahkan material dari satu ujung ke ujung.
Dengan cara
ini virus herpes dibawa ke tubuh sel saraf dalam pembengkakan disebut ganglion
yang terletak dekat dengan sumsum tulang belakang. Ketika mencapai tubuh sel,
DNA virus akan ditambahkan bersama DNA sel saraf sendiri dalam nukleus. Pada
tahap selanjutnya virus herpes kelamin mereproduksi dirinya sendiri menggunakan
DNA virus yang tersembunyi dalam sel saraf. Partikel-partikel virus baru
dirakit kemudian dikirimkan kembali ke serat saraf ke daerah kulit kemudian
bertambah terus menerus (misalnya di sekitar bibir). Pada saat itu, virus-virus
baru ini dapat menular pada orang lain. Kemudian, mereka melakukan perjalanan
kembali melalui saraf ke ganglion (massa jaringan saraf), biasanya di dasar
tulang belakang, dan tertidur untuk sementara waktu.
Asuhan Keperawatan HERPES Secara Umum
a.
Pengkajian
1)
Kondisi luka, vesikel,
bula/krusta
2)
Kaji faktor pencetus
3)
Kaji sistem sensori
terkait
4)
Kaji adanya nyeri,
fatigue, demam
5)
Kaji riwayat
keluarga,awitan kejadian penyakit
6)
Kaji sistem terkait,
psikososial
b.
Diagnosa Keperawatan
1)
Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan inflamasi kulit, krusta, vesikel
2)
Hipertemi berhubungan
dengan peningkatan set poin hipotalamus
3)
Nyeri berhubungan dengan
infeksi pada sel neuron nyeri dalam ganglia
4)
Fatigue berhubungan dengan
Penurunan sumber energi
5)
Resti nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan turun nafsu makan
c.
Intervensi
1) Observasi kulit setiap
hari catat turgor sirkulasi dan sensori serta perubahan lainnya yang terjadi
2) Jaga kebersihan lokal area
infeksi
3) Anjurkan klien hindari
trauma/ faktor pencetus
4) Anjurkan tirah baring
5) Jaga vesikel agar tidak
pecah
6) Untuk herpes zoster
oftalmik harus dirawat di RS untuk memonitor kelainan mata
7) Kolaborasi Pemberian obat
dan perawatan kompres vesikel yang pecah
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Penyakit herpes digolongonkan menjadi 2 yaitu Penyakit
Herpes zoster (shingles) merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus varicella
zoster yaitu virus penyebab cacar air. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa
hal yaitu : Daya tahan tubuh
yang menurun biasanya hal ini menyerang orang tua, akibat konsumsi obat
imunosupresif, akibat penyakit kanker, akibat penyakit kanker darah atau
leukemia dan M. Hodgkin, akibat kemoterapi dan radioterapi, akibat penyakit
HIV/AIDS. Kemudia ada herpes Simpleks Penyakit HSV digolongkan menjadi dua
macam yaitu : HSV-1 yang bisa biasanya menginfeksi bibir dan menyebabkan luka di
bibir ( cold sore ) bisa juga menyebabkan herpes genital. HSV-2 adalah penyebab
herpes kelamin tetapi bisa menginfeksi bibir
SARAN
Penulis berharap siapapun yang membaca gambaran herpes
ini dapat mengetahui informasi tentang herpes dan sebaiknya mengenai herpes
sejak dini agar tidak terjadi hal yang diinginkan atau herpes yang parah.
Lampiran
Gambar
Herpes pada
wajah
|
Herpes pada
punggung
|
Herpes pada
muka
|
Herpes pada
tangan
|
Herpes pada
bibir dan kelamin
|
Daftar Pustaka
Smeitzer,
Suzanne C.2001. Buku Ajar Keperawatan
Medical-Bedah Brunner & Suddarth. EGC: Jakarta
Priharjo, Robert. 1996. Pengkajian
Fisik Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Prof. Dr. R. S. Siregar. 1996. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC
Nurarif A, Kusuma
H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Penerbit
Mediaction